Tengah berngi Simbages

Jumat, 28 Oktober 2011

Egy Suranta Ginting ( KIRA ERNIPI )

Anta Prima Ginting ( TASAK TELU )

Egy Suranta Ginting ( ENA )

Anta Prima Ginting ( LA LEVEL )

Nuri Br Ginting ( NIMAI KEPUTUSEN )

Anta Prima Ginting ( WARTAWAN KUTA )

Fitri Br Sinuraya ( TERTUMBUR TURANGKUNA )

Egy Suranta. ( IDAH BEKASNA )

<iframe width="420" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/6-By-wNGvf4" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

Egy Suranta Idah Bekasna

<iframe width="420" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/6-By-wNGvf4" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

Kamis, 27 Oktober 2011

Merga Silima


KARO-KARO

Barus
Barusjahe, Buntu, Barusjulu, Tanjung Barus, Talimbaru, Serdang, Penampen
Bukit
Bukit, Buluhawar
Guru Singa
Gurusinga, Rajaberneh, Rumah Sumbul
Jung
Kutanangka, Perbesi, Kalang, Batukarang
Kaban
Kabantua, Pernantin
Kacaribu
Kacaribu, Kutagerat
Kemit
Kutabale, Mulawari
Ketaren
Ketaren, Raya, Sibolangit, Pertampilen, Kutabale
Purba
Kabanjahe, Berastagi, Kutakepar, Laucih
Samura
Samura
Karo Sekali
Seberaya, Bertah, Kuta Julu
Sinubulan
Bulanjahe, Bulanjulu
Sinuhaji
Ajijulu, Ajibuhara, Ajimbelang, Ajijahe (Ajisiempat)
Sinukaban
Kaban, Sumbul
Sinulingga
Lingga, Bintangmeriah, Gungmerlawan
Sinuraya
Bunuraya, Kandibata, Singgamanik
Sitepu
Sukanalu Teran, Sukanalu, Naman, Beganding
Surbakti
Surbakti, Gajah




**GINTING**
Ajartambun
Rajamerahe, Bahorok
Babo
Gurukinayan, Munte, Tongging
Siberas
Lau Petundal
Capah
Bukit, Kalang
Garamata
Rajatengah, Tongging
Gurupatih
Buluhnaman, Sarimunte, Naga, Laukapur
Jadibata
Juhar
Jawak
Cingkes
Manik
Tongging, Lingga, Bungabaru
Munte
Kutabangun, Ajinembah, Kubu, Dokan, Munte, Tongging
Pase
Kutabangun
Seragih
Lingga, Jeraya
Sinusinga
Singa
Sugihen
Sugihen, Juhar, Kutabangun
Suka
Suka, Linggajulu, Naman, Berastepu
Tumangger
Kemkem, Kidupen

TARIGAN
Bondong
Lingga
Ganagana
Batukarang
Gerneng
Cingkes
Gersang
Nagasaribu, Seribujandi, Jandiseribu, BErastepu, Kutaraya
Jampang
Pergendangen
Pekan
Batukarang, Sukanalu
Purba
Tanjung Purba, Purba Tua
Silangit
Gunung Meriah
Sibero
Juhar, Kutaraja, Keriahen, Tanjung Beringin, Selakkar
Tambak
Cingkes, Kebayaken, Sukanalu
Tambun
Binangara, Rakutbesi, Sinaman
Tua
Pergendangen
Tegur
Suka, Seribujandi



**SEMBIRING**

Si La Mantangken Biang
Keloko
Pergendangen, Tualang, Paropo
Kembaren
Samperaya, Liangmelas
Sinulaki
Silalahi, Paropo
Sinupayung
Jumaraja, Nageri

Si Mantangken Biang
Berahmana
Rumah Kabanjahe, Perbesi, LImang, Bekawar
Bunuhaji
Kutatengah, Beganding
Busuk
Kidupen, Lauperimbon
Colia
Kubucolia, Seberaya
Depari
Seberaya, Perbesi, Munte
Gurukinayan
Gurukinayan, Gunungmeriah
Keling
Rajaberneh, Juhar
Maha
Martelu, Pandan, Pasirtengah
Meliala
Sarinembah, Kidupen, Rajaberneh, Naman, Munte
Muham
Susuk, Perbesi
Pandebayang
Buluhnaman, Gurusinga
Pandia
Seberaya, Payung, Beganding
Pelawi
Ajijahe, Perbaji, Selandi, Perbesi, Kandibata
Sinukapar
Sidikalang, Sarintonu, Pertumbuken
Tekang
Kaban


**PERANGIN-ANGIN **
Bangun
Batukarang, Penampen, Selandi, Narigunung, Jandimeriah
Benjerang
Batukarang
Kacinambun
Kacinambun
Keliat
Marding-ding
Laksa
Juhar
Limbeng
Karo Jahe, Pancur Batu sekitar, Binjai, Deli Serdang
Mano
Pergendangen
Namohaji
Kutabuluh
Penggarun
Susuk
Perbesi
Kutabuluh, Jinabun
Pencawan
Perbesi
Pinem
Juhar, Pernantin, Sidikalang, Taneh Pinem, Kotacane
Sebayang
Kuala, Perbesi, Gunung, Pertumbuken, Kutagerat
Singarimbun
Temburun, Mardingding, Kutambaru, Tanjung
Sinurat
Kerenda, Beganding
Sukatendel
Sukatendel
Tanjung
Pernampen, Berastepu
Ulujandi
Juhar
Uwir
Singgamanik

KALAK KARO

Karo, Merupakan salah satu sub-sukubangsa Batak yang bermukim di dataran tinggi Karo, Langkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, dan Dairi. Sebagian besar orang Karo masih tinggal di desa-desa (kuta), yang juga merupakan kesatuan teritorial yang dihuni oleh beberapa klen (merga) yang berbeda. Dalam sebuah kua terdapat dua atau lebih deretan rumah adat. Sebuah rumah adat biasanya dihuni oleh 4 – 8 keluarga batih (jabu), yang terikat hubungan kekerabatan secara patrilineal. Jabu merupakan organisasi sosial dan ekonomi terpenting pada masyarakat karo. Matapencaharian utama orang Karo adalah bercocok tanam di sawah, sedangkan sistem perladangan yang pernah dijalankan sudah hampir hilang sama sekali. Peternakan juga dilakukan masyarakat, terutama pemeliharaan kerbau dan babi. Kerbau diperlukan untuk membajak sawah, sedangkan babi selain untuk dikonsumsi juga di manfaatkan dalam pesta adat. Dalam kehidupan orang Karo, hubungan kekerabatan menjadi unsur terpenting yang berkaitan dengan semua aspek kehidupan. Hubungan kekerabatan dihitung menurut garis laki-laki (patrilineal). Kelompok kekerabatan yang terkecil disebut jabu, yang juga digunakan untuk menyebut keluarga luas virilokal. Sedangkan kelompok kekerabatan yang tersebar adalah merga atau klen. Orang Karo mengenal lima klen besar, yaitu Ginting, Karo-karo, Perangin-angin, Sembiring, dan Tarigan. Hubungan di antara kelompok-kelompok kekerabatan didasarkan atau suatu prinsip yang disebut sangkep sitelu (tiga yang utuh). Prinsip ini menyangkut tiga kelompok kerabat, yaitu kelompok kerabat sendiri (senina), kelompok pemberi gadis (Kalimbubu), dan kelompok penerima gadis (Anak beru). Kelompok pemberi gadis selalu lebih tinggi kedudukannya dari pada kelompok penerima gadis Perkawinan pada masyarakat Karo bersifat eksogami merge, dalam arti pertukaran wanita tidak terjadi secara timbal balik antara dua kelompok kerabat saja. Dalam kenyataannya kelompok kekerabatan yang benar-benar melakukan perkawinan exogami adalah kelompok kerabat sada nina. Orang karo mengenal pula adat perkawinan lakoman, yaitu perkawinan antara seorang janda dengan saudara laki-laki almarhum suaminya; dan perkawinan gancibahu, yaitu perkawinan antara seorang duda dengan saudara perempuan almarhum istrinya. Di tanah Karo, dan tanah Batak pada umumnya, sekalipun agama Islam, Kristen Protestan dan Katholik telah masuk, agama asli yang disebut perbegu tetap besar pengaruhnya. Bahkan orang Karo yang menganut agama asli ini lebih banyak daripada yang menganut agama-agama besar tersebut. Bentuk religi yang dijalankan adalah pemujaan terhadap roh kerabat yang telah meninggal. Orang Karo mengenal beberapa roh pelindung, antara lain : Mate sada wari, yaitu roh kerabat yang mati mendadak karena kecelakaan, terbunuh, dan sebagainya ; serta Batara Guru, yaitu roh bayi yang meninggal sebelum tumbuh giginya. Dalam sistem religi dilakukan serangkaian upacara adat yang dipimpin oleh seorang dukun wanita disebut Guru si baso